 
                        MENJADI PENOLONG AGAMA ALLAH
إنَّ الْحَمْدَ
لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ, وَنَسْتَعِينُهُ, وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوذُ بِاللَّهِ
مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا, وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ
مُضِلَّ لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ,أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ
اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مَّقَامًا
وَأَحْسَنُ نَدِيًّا. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا محَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِمِ كِبَارًا وَصَبِيًّا.
 َللَّهُمَّ فَصَلِّ
وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً
نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ
يَفْعَلُوْا شَيْئًا فَرِيًّا، أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ
رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ
فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى : 
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ
الرَّجِيمِ
  يٰاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا اِنْ تَنْصُرُوا
اللّٰهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ اَقْدَامَكُمْ
 (QS Muhammad [47]: 7)
Alhamdulillah, segala puji
hanya milik Allah, yang telah mengaruniakan kita semua iman dan Islam. Dialah
Yang MahaBenar dan MahaAdil. Yang menguasai alam semesta. Yang MahaMengetahui apa yang terjadi di muka bumi. Shalawat dan salam semoga
senantiasa tercurah kepada junjungan alam Rasulullah SAW, keluarga, sahabat,
serta umatnya hingga Hari Kiamat.
Bertakwalah kepada Allah, kapan pun dan di mana pun Anda berada. Taati
semua perintah Allah dan jauhi semua larangan-Nya. Insyaallah, siapa yang bisa
melakukan itu, pasti Allah akan angkat derajatnya.
Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,
Penistaan agama tak kenal kata berhenti. Terus terjadi. Yang terakhir,
ada seorang politikus menulis status di salah satu platform media sosial, “Kasihan sekali Allahmu ternyata lemah, harus dibela.” 
Ada sebagian kalangan yang membela dan mendukungnya. Mereka berpendapat
bahwa Allah memang tak perlu dibela. Menurut mereka, Allah itu Mahaperkasa dan
Mahakuat. Allah tak memerlukan pembelaan dari manusia yang lemah. Membela Allah
sama artinya menganggap Allah itu lemah. Begitu opini mereka.
Perhatikan! Sikap seperti ini jelas salah besar. Kita, kaum Muslim
harus bisa membedakan ranah akidah dengan ranah amal. Dalam ranah akidah,
setiap Muslim wajib mengimani bahwa Allah Mahakuat (Al-Qawiy),
Mahaperkasa (Al-‘Azîz) juga
Mahakokoh (Al-Matîn). Tidak ada
yang dapat mengalahkan kekuasaan Allah SWT, sebagaimana firman-Nya:
مَا اُرِيْدُ مِنْهُمْ مِّنْ رِّزْقٍ وَّمَا
اُرِيْدُ اَنْ يُّطْعِمُوْنِ اِنَّ اللّٰهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ
الْمَتِيْنُ 
Aku tidak menghendaki rezeki sedikit pun
dari mereka dan Aku tidak menghendaki agar mereka memberi Aku makan. Sungguh
Allah, Dialah Pemberi rezeki, Pemilik Kekuatan Yang Mahakokoh (TQS Adz-Dzariyat
[51]: 57-58).
Allah SWT mengabarkan bahwa segala sesuatu pasti akan binasa, kecuali
Dia:
كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ اِلاَّ وَجْهَهُۗ لَهُ
الْحُكْمُ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ
Segala sesuatu pasti binasa, kecuali
Allah. Segala keputusan menjadi wewenang-Nya dan hanya kepada-Nya kalian
dikembalikan (TQS al-Qashash [28]: 88).
Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,
Itu adalah ranah akidah atau keimanan. Namun, dalam ranah amal, Allah
SWT memerintahkan kaum Muslim untuk membela agama-Nya. Allah SWT berfirman:
وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ إِنَّ
اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ
Sungguh Allah akan menolong orang yang
membela (agama)-Nya. Sungguh  Allah
Mahakuat lagi Mahaperkasa  (TQS al-Hajj
[22]: 40).
Allah SWT juga memerintahkan kaum Muslim agar menjadi para penolong
agama-Nya:
يٰاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا اِنْ تَنْصُرُوا
اللّٰهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ اَقْدَامَكُمْ
Wahai orang-orang yang beriman! Jika
kalian menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolong kalian dan meneguhkan
kedudukan kalian (TQS Muhammad [47]: 7).
Syaikh Ibrahim al-Qaththan dalam tafsirnya menjelaskan maksud ayat ini,
“Wahai orang-orang yang beriman, jika kalian menolong Allah—yakni dengan
menolong syariah-Nya, menegakkan hak-hak Islam, berjalan sesuai dengan
manhaj-nya yang lurus—niscaya Allah menolong kalian atas musuh-musuh kalian.
Inilah janji yang benar dari Allah SWT. Sungguh Dia telah melakukan demikian
untuk kaum Mukmin yang shiddiq dari kalangan generasi sebelum kita. Karena itu
sekarang kita pun dituntut untuk menolong agama Allah dan berjalan pada
manhaj-Nya sampai Allah menolong kita dan mengokohkan kedudukan kita. Allah
tidak pernah mengingkari janji.” (Al-Qathhan, Taysîr at-Tafsîr, 3/242).
Rasulullah SAW juga pernah berpesan kepada Abdullah bin Abbas radhiyallahu
‘anhu agar menjaga agama Allah:
احْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ
Jagalah (agama) Allah, niscaya Dia
menjaga kamu (HR at-Tirmidzi).
Berkaitan dengan hadis ini, Imam Ibnu Rajab al-Hanbali menjelaskan, “Maknanya, jagalah batas-batas-Nya, hak-hak-Nya dan larangan-larangan-Nya.
Menjaga hal itu adalah dengan menepati perintah-perintah-Nya dengan ketundukan,
menjauhi larangan-larangan-Nya, tidak melanggar batas-batas-Nya…” (Ibnu Rajab,
Jâmi’ al-Ulûm wa al-Hikam, hlm. 462).
Jadi, wajib dipahami oleh umat bahwa membela Allah yang dimaksud dalam
nas-nas di atas adalah membela kemuliaan agama-Nya dan syiar-syiar-Nya.
Termasuk membela kemuliaan sifat-sifat Allah dari segala tindakan penistaan.
Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,
Dalam Sîrah Ibnu Hisyâm diriwayatkan bahwa Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu
‘anhu pernah memukul dengan keras wajah seorang pendeta Yahudi bernama Finhash
karena dia mengolok-olok Allah SWT. Dia menyebut Allah
miskin, sedangkan kaum Yahudi kaya. Ejekan ini berkaitan dengan perintah Allah
kepada kaum Muslim untuk memberikan ‘pinjaman yang baik’ (qardh[an] hasan[an]) di jalan-Nya. 
Atas pemukulan tersebut, Finhash mengadukan Abu
Bakar radhiyallahu ‘anhu kepada Rasulullah SAW Namun, Allah SWT membela
tindakan Abu Bakar dengan menurunkan firman-Nya:
لَقَدْ سَمِعَ اللَّهُ قَوْلَ الَّذِينَ قَالُوا
إِنَّ اللَّهَ فَقِيرٌ وَنَحْنُ أَغْنِيَاءُ سَنَكْتُبُ مَا قَالُوا وَقَتْلَهُمُ
اْلأَنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ وَنَقُولُ ذُوقُوا عَذَابَ الْحَرِيقِ
Sungguh Allah telah mendengar perkataan
orang-orang yang berkata, “Sungguh Allah itu miskin, sementara kami kaya.” Kami
akan mencatat perkataan mereka itu dan perbuatan mereka membunuh nabi-nabi
tanpa alasan yang benar. Kami akan mengatakan (kepada mereka), “Rasakanlah oleh
kalian azab yang membakar!” (TQS Ali Imran [3]: 181).
Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,
Wahai kaum Muslim, bukankah Allah sudah menyeru Anda sekalian untuk
senantiasa meletakkan agama ini di atas segalanya?
قُلْ اِنْ كَانَ اٰبَاۤؤُكُمْ وَاَبْنَاۤؤُكُمْ
وَاِخْوَانُكُمْ وَاَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيْرَتُكُمْ وَاَمْوَالُ اقْتَرَفْتُمُوْهَا
وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسٰكِنُ تَرْضَوْنَهَا اَحَبَّ اِلَيْكُمْ
مِّنَ اللّٰهِ وَرَسُوْلِه وَجِهَادٍ فِيْ سَبِيْلِه فَتَرَبَّصُوْا حَتّٰى
يَأْتِيَ اللّٰهُ بِاَمْرِهۗ وَاللّٰهُ لاَ يَهْدِى الْقَوْمَ الْفٰسِقِيْنَ
Katakanlah, “Jika bapak-bapak kalian,
anak-anak kalian, saudara-saudara kalian, istri-istri kalian, keluarga kalian,
harta kekayaan yang kalian usahakan, perdagangan yang kalian khawatirkan
kerugiannya serta rumah-rumah tempat tinggal yang kalian sukai lebih kalian
cintai daripada Allah dan Rasul-Nya serta jihad di jalan-Nya, maka tunggulah
sampai Allah memberikan keputusan (azab)-Nya.” Allah tidak memberikan petunjuk
kepada kaum yang fasik (TQS. at-Taubah [9]: 24).
Apakah ayat ini sudah Anda lupakan? Ataukah Anda sedang menunggu datangnya ancaman Allah tersebut? Wal ‘iyyâdzu bilLâh. []
*sumber : Dewan Masjid Digital Indonesia
